

Yusuf Kalla (alias JK), Wakil Presiden Republik Indonesia ke-10 dan ke-12, mendorong para akademisi di kampus-kampus tanah air untuk menjadi tulang punggung pemberantasan korupsi.
JK mengaku khawatir dengan keadaan Indonesia karena Indonesia merupakan salah satu dari enam negara dengan tingkat korupsi tertinggi. Faktanya, empat dari enam negara tersebut memiliki populasi Muslim terbesar.
“Saya baca di berita, ada enam negara paling korup, empat di antaranya mayoritas Muslim. Pertama Suriah, kedua Bangladesh, lalu Indonesia,” kata JK di Paramadina Said saat acara peringatan Dies Natalis ke-27 universitas tersebut. kampus universitas, Jakarta, Jumat (1 Oktober).
Ia menyayangkan hal tersebut karena di negara yang keyakinan agamanya kuat, korupsi juga tinggi.
Ia berpendapat bahwa tingginya tingkat korupsi disebabkan oleh berbagai alasan, yaitu tata kelola yang buruk, visi pemerintah yang salah, dan visi demokrasi yang salah.
Untuk itu, ia mengusulkan perbaikan sistem pemerintahan untuk memberantas korupsi. Pasalnya, korupsi bukan hanya persoalan pribadi, tapi juga sistem pemerintahan yang sulit menerapkan checks and balances.
“Semuanya harus dimulai dari atas. Kalau level atas aman, level bawah aman. Sebaliknya, kalau level atas aman, maka level bawah juga bermasalah,” tuturnya. .
Oleh karena itu, JK mengajak para akademisi kampus untuk turun tangan dan membantu pemberantasan korupsi agar Indonesia tidak dikenal sebagai negara koruptor.
Di sisi lain, ia juga berharap pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto bisa serius memenuhi komitmen sebelumnya bahkan sampai ke Antartika untuk memburu oknum koruptor.
“Ini menjadi tantangan bagi kita, bagaimana kita menuangkan ide-ide kita sebagai perguruan tinggi. Mudah-mudahan kita bisa membawa negara ini ke arah yang lebih baik,” tuturnya. (Semut/I-2)